Perubahan dari pemimpin
pertempuran menjadi pemimpin politik memang memiliki arti, namun tujuannya
sama. Pada waktu perang dan damai, kami berjuang untuk kemerdekaan, keadilan, perdamaian
untuk kesejahteraan rakyat kami. kami berjuang untuk kebaikan dan menentang
kejahatan.
Demikian dikatakan Ketua
Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari (54) di atas kapal
"Jihadah 1st" yang sedang melaju ke Pulau Langil dekat Zamboanga,
Filipina, 5 September 1996. Kapal kayu buatan sendiri itu dilengkapi tiga mesin
Yamaha berkekuatan 160 tenaga kuda.
Misuari yang mengenakan
tutup kepala dari anyaman bambu, baju lengan panjang warna krem dan celana
panjang warna hitam dikawal sedikitnya 10 mujahidin atau lasykar MNLF. Kapal
berukuran kira-kira 10 meter kali 3 meter itu terasa sumpek karena dipenuhi
sedikitnya 50 orang, termasuk sisa anggota grup pertama pendukung Misuari yang
terkenal disebut "top 90".
Meskipun sudah damai pengawalan
terhadap Mr Chairman demikian
pengikutnya memanggil dilakukan dengan
ketat. Kapal boat "Jihadah 2nd" yang berisi mujahidin dan juga
sebagian tentara marinir Filipina mengikuti dari belakang.
Misuari menandatangani
kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina hari Senin (2/9) di Istana
Malacanang disaksikan Presiden Fidel Ramos. Perdamaian itu mengakhiri konflik
bersenjata hampir seperempat abad di Mindanao
dan menelan korban sedikitnya 120.000 jiwa. Dewan Filipina Selatan untuk
Perdamaian dan Pembangunan (SPCPD) akan dibentuk dan dipimpin Misuari. Sebentar
lagi Misuari akan jadi gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) melalui
pemilu 9 September.
Tidak terkejut
Misuari yang saat itu
bermuka segar dengan jenggot dan kumisnya yang khas, bersedia mengajak Kompas
masuk kapal khususnya untuk perjalanan nostalgia serta berbincang-bincang
secara akrab di atas kapal. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana kesan Mr
Chairman setelah penandatanganan kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina ?
Karena kami sudah
perkirakan sebelumnya bahwa kami harus mendapatkan kesepakatan ini pada
akhirnya, tidak banyak kami rasakan kejutannya. Tidak ada sama sekali perasaan
terkejut. Namun jika hal ini harus diperlakukan maka tentu disambut dengan
kegembiraan. Di beberapa tempat bahkan tampak kegembiraan yang meluap-luap
khususnya diantara anak-anak muda, kegembiraan yang biasa dialami genearsi
muda. Tetapi kami sudah memperkirakan semua itu, maka tidak dirasakan
kami sebagai kejutan.
Mengapa untuk mencapai
kesepakatan ini perlu waktu hampir 20 tahun ?
Well, ini disebabkan
diantara kami curiga terhadap niat satu sama lain. Dan perlunya perdamaian
tidak begitu kuat, tidak begitu tajam. Tak memaksa kami mengesampingkan
kecurigaan satu sama lain, khususnya di tubuh pemerintahan Filipina. Saya
khawatir hal ini akan dipandang sebagai sesuatu yang permanen dimana pemerintah
memegang kekuasaan sepenuhnya di Mindanao.
Kemudian nantinya apa yang dinginkan kami jalan sendiri. Itulah yang saya
khawatirkan. Hal itu ternyata bisa terselesaikan karena ternyata hanya
semata-mata kecurigaan. Warna dari
imajinasi.
Apakah bangsa Moro
mendapatkan semua tuntutan melalui kesepakatan?
Tentu saja kami tak
memperkirakan akan mendapatkan semua hal melalui kesepakatan karena tidak ada
kemenangan militer yang jelas di medan
laga. Jika ada kemenangan yang telak maka kami dapat memaksakan mereka atau
mereka memaksa kami, tapi hal itu tak terjadi
Mr Chairman ketika di
Istana Malacanang menyebutkan begitu banyak pemimpin dan negara yang berjasa
kepada Bangsa Moro dan memberikan ucapan terima kasih kepada mereka. Seberapa
besar jasa mereka ?
Well, saya menyebutkan
mereka karena bagaimanapun juga mereka telah
berjasa. Anda tahu dalam Islam Rasulullah mengatakan yasykurullah, man
la lasykurunnas. Seseorang tidak bersyukur kepada Allah, jika tak bersyukur
kepada yang memberi pertolongan. Sebagai manusia kita berhubungan dengan mereka
sehingga jika tak berterima kasih kepada mereka, maka Anda tak bersyukur kepada
Allah. Itu adalah suatu perasaan terima kasih meskipun saya harus berbicara
panjang lebar. Tentu saja banyak orang yang tak bisa saya sebutkan.
PM Mahathir Mohammad,
sebagai contoh, saya harus sebutkan karena Malaysia ramah menerima kami
sebagai pengungsi. OIC (Organisasi Konferensi Islam) juga banyak membantu
dengan mensahkan resolusi-resolusi. Saya juga harus menyebutkan Menlu Abdullah
Badawi, sangat menolong dalam OIC. Banyak lagi pemimpin lain, pemimpin Muslim
dari berbagai negara Muslim lainnya. Namun sungguh sulit menyebutkan setiap
orang. Saya harap memiliki kesempatan untuk menyebutkan mereka satu persatu
berdasarkan ingatan kami.
Apa sebenarnya bayangan
jangka panjang Anda terhadap bangsa Moro ?
Saya selalu menyerukan
kepada rakyat, saya katakan singkirkan semua pengalaman masa silam di belakang
Anda dan kemudian tentukan cita-cita tinggi. Dari situ tataplah mata Anda ke
masa depan. Ya, saya harus melakukan hal itu karena saya yakin jika seseorang
bercita-cita tinggi, dan ingin mencapai cita-cita itu tentu saja harus
bertindak jauh ke depan.
Rakyat selalu bijaksana
Apakah Anda sudah
mempersiapkan kepemimpinan masa depan di tubuh MNLF ?
Kepemimpinan baru akan
muncul secara alamiah, secara spontan. Kita tak perlu memelihara terus apa yang
disebut zamannya orang tua. Itu tidak perlu. Kami ingin rakyat memilih dengan
ikhlas pemimpin bagaimana yang mereka inginkan. Rakyat selalu bijaksana. Kita
tak menginginkan kebijaksanaan dari mereka yang berkuasa yang memaksakan
kehendak, ya atau tidak. Tetapi karena kejujuran rakyat, dikarenakan
kebijaksanaan rakyat.
Apakah Mr Chairman juga
sudah mempersiapkan pemimpin mendatang?
Pemimpin mendatang akan
datang pada waktunya. Kami memiliki banyak emimpin. Mungkin pemimpin generasi
mendatang, lebih berpengalaman dalam menjalankan pemerintah, kegiatan ekonomi,
kebudayaan dan berbagai cabang kehidupan. Mungkin mereka lebih siap
dibandingkan kami. Kami siap untuk perang, tidak untuk yang lain. Sebab kami tak
berharap bisa bertahan dalam perang itu.
Banyak dari saudara kami
telah meninggal. Hanya sedikit dari kami masih hidup. Saat itu berisiko
sehingga terlalu sulit memikirkan apa yang akan dilakukan. Kami siap
menyelamatkan diri karena peran ini. Mungkin perjalanan mendatang akan diambil
alih. Alhamdulillah kami bisa bertahan. Seperti saudara-saudara kami juga bisa
bertahan.
Bagaimana sebenarnya
pengalaman pendidikan Anda, sebab pernah dikatakan Anda adalah dosen di
Universitas Filipina ?
Ya saya pernah jadi mahasiswa di Universitas
Filipina, sampai saya meninggalkannya. Saya pernah di jurusan ilmu politik,
hukum, jurusan studi Asia. Saya tertarik
terhadap ideologi, filosofi, revolusi di mana pun di dunia. Saya mengajar
disana. (Misuari mengajar setelah lulus tahun 1962 kemudian mundur untuk
berjuang demi bangsa Moro sekitar tahun 1968)
Seberapa besar pengaruhnya
pengalaman akademis itu ?
Saya tak bisa mengatakan
seberapa besar pengaruh pendidikan ini tapi tak juga bisa menyangkalnya.
Mungkin lebih berpengaruh dalam soal pengalaman mereka di mana kita dapatkan
melalui suatu perjalanan intelektual. Mungkin hal itu memasuki bawah sadar saya
dan mendorong saya maju. Tapi pada umumnya sejarah kemanusiaan, studi mengenai
masyarakat sekarang dan visi mengenai masyarakat mendorong saya maju untuk
mencari kemajuan dan kemajuan baru. Dan juga mengenai rakyat kami, saya kira
itulah yang saya inginkan.
Tentang putranya
Apa yang Anda harapkan
dari putra dan putri Anda dalam perjuangan bangsa Moro ? (Misuari adalah ayah
enam anak dari dua istri) Saya tidak
mendorong mereka. Saya minta kepada mereka belajarlah lebih banyak lagi, ketika
masih muda.
Di mana mereka belajar ?
Ada
yang belajar di Cairo, Uni Emirat Arab, Islamabad, Filipina. Saya
ingin menghasilkan anak-anak yang belajar di berbagai belahan dunia. Saya ingin
memiliki perserikatan bangsa-bangsa sendiri. (ia tertawa lebar disambut
sebagian pengikutnya)
Apakah ada juga yang
belajar militer ?
Well, anak laki-laki
tertua ingin belajar di akademi militer Mesir, saya bilang untuk apa ? ia
menjawab, tidak tahu saya hanya ingin belajar di sana. Namun sekarang ia belajar syariah di
Universitas Al Azhar.
Adiknya belajar di Abu Dhabi, Emirat Arab.
Ia masih di SMA masih sulit menentukan pilihan jurusan, mungkin ia akan
mempelajari ke kedokteran. Adiknya lagi belajar di Islamabad. Ia bilang akan belajar kedokteran.
Semalam ia berseloroh dengan bilang pada saya ingin belajar bisnis. Namun
anak-anak perempuan saya, mereka tidak bicara. Hanya laki-laki yang suka
bergurau.
Bagaimana peranan
perempuan dalam masyarakat ?
Mereka dapat saya katakan
sebagai gubernur dalam rumah. Sedangkan pria gubernur dalam masyarakat. Mungkin
mereka bertemu di suatu waktu, sehingga ada dua gubernur bertemu di satu titik
pertemuan sehingga mereka bisa kerja sama untuk kepentingan lebih besar dalam
masyarakat
Apakah Anda akan tinggal
di Mindanao ? Di kota
mana Anda tinggal
nanti ?
Mungkin di Cotabato,
Zamboanga, Suth Cotabato, Jolo dan juga ungkin
Palawan. Saya belum memutuskan.
Tapi apakah Anda akan
tinggal di Mindanao dan tak kembali ke Jeddah
?
Anda tak bisa menghindari
itu, orang-orang berebut mengundang saya
untuk tinggal di tempat mereka. ***
No comments:
Post a Comment