Monday, December 08, 2014

Mimpi besar Jokowi


Wali Kota Solo Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi memang pemimpin besar. Sejak gebrakan menertibkan pedagang pasar secara elegan, nama Jokowi melambung ke pentas nasional. Dia dianggap pemimpin humanis dan memihak rakyat. Kini dengan mobil buatan anak-anak SMK ini Jokowi disebut sebagai pemimpin yang bervisi.

Dia berani bermimpi besar meski jabatannya hanya Wali Kota Solo. Sebagai seorang pemimpin daerah di wilayah kecil dia sadar tidak banyak kekuasaan di tangannya. Namun dengan rasa tanggung jawabnya, Jokowi mampu memanfaatkan kekuasaan di tangannya untuk kebaikan sebanyak mungkin angota masyarakat.

Mimpi menggunakan mobil buatan sendiri muncul di tengah penggunaan mobil mewah oleh para pejabat dan anggota DPR. Harga mobil yang sampai bermilyar rupiah buatan Jepang, Korea Selatan dan Eropa bersaing dengan mobil Kiat Esemka yang dipatok harganya sekitar Rp 95 juta.

Dengan jabatan sebagai wali kota dan digunakan sebagai mobil dinas, Jokowi mengirimkan pesan kuat kepada para pejabat bahwa masih ada pilihan untuk membuka pasar bagi produk anak bangsa.
Mobil dengan komponen 80 persen dari dalam negeri serta mesin yang dimodifikasi dari mobil lain maka terbuka peluang sangat luas.

Memang terdapat reaksi sinisme seperti disampaikan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Ia berbicara soal uji kelayakan dan soal terlalu cepatnya digunakan sebagai kendaraan yang operasioonal. Namun seharusnya reaksi itu muncul terhadap semangat bermimpin produk nasional seperti mobil. Malaysia saja sudah memiliki mobil Proton yang merupakan modifikasi dari Mitsubishi yang dibeli mesinnya sehingga bisa berkreasi dalam bentuk mobil dan dipasarkan ke seluruh dunia bahkan sampai ke Indonesia.

Kekuatan mimpi menggunakan mobil buatan sendiri inilah yang menjadikan Jokowi seseorang yang memiliki visi. Dia mendobrak kebekuan dan kejumudan seorang pemimpin daerah yang sibuk dengan menumpuk harta karena harus membayar mahal biaya pilkada. Dengan mengalihkan pada mimpi besar mendukung produk sendiri inilah yang memberikan inspirasi kepada banyak orang.

Tentu saja siswa SMK semakin percaya diri dengan produk mereka di bawah bimbingan guru dan pengusaha yang membiayainya. Kemampuan membuat sebuah mobil sesederhana apapun apalagi layak jalan merupakan langkah besar dalam menghadapi tantangan arus manufaktur mobil di era globalisasi ini.

Mimpin ini memang harus dilanjutkan dalam langkah operasional seperti pemesanan mobil Kiat Esemka. Mimpin ini juga secara mengejutkan mendapatkan sambutan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tentu merindukan produk industri sendiri dikonsumsi sendiri. Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dimana SMK berada di bawahnya sangat senang mendengar anak negeri bisa memproduksi sebuah mobil kebanggaan.

Yang mencengangkan adalah bahwa mimpin mobil sendiri tidak sekedar asal-asalan. ”Mobil Esemka yang diajukan uji tipe saat itu telah memenuhi standar laik jalan, yakni uji dimensi dan konstruksi. Jika telah memenuhi standar laik jalan, mobil itu telah memenuhi unsur keamanan yang dibutuhkan,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang Ervan.(Kompas,5/1)

Dan bahkan mimpi ini bisa terwujud jika ditularkan ke banyak pihak seperti para pemimpin daerah untuk menggunakan mobil Kiat Esemka. Jika ratusan pemimpin kabupaten dan kota di Indonesia menggunakan mobil Kiat Esemka sebagai salah satu mobil dinasnya maka terbuka kemungkinan mobil ini dijadikan ikon mobil generasi baru buatan lokal.

Coba simak saja antisipasi ke depan kalau mobil ini diproduksi lebih luas. Guru pembimbing otomotif SMKN 2 Solo, Budhi Martono, menyakini, jika mobil Esemka diproduksi secara massal, semua SMK di Indonesia siap melayani purna-jualnya. Dengan demikian, mobil ini akan memiliki jaringan purnajual terbesar se-Indonesia. ”Untuk suku cadang, kalau sudah produksi massal akan kami persiapkan dalam jumlah besar. Komponennya sebagian besar dibuat di dalam negeri,” ujar Budhi Martono (Kompas,5/1).

Mimpi mobil buatan sendiri ternyata tidak sekedar mimpi kosong. Banyak peluang terbuka untuk dioperasionalkan. Banyak peluang untuk digunakan secara luas. Jika memang mimpi ini tidak hanya hangat-hangat tai ayam maka sungguh sebuah loncatan luar biasa dari karya anak bangsa. Lebih dari itu sebuah SMK, bukan sebuah politeknik atau universitas yang terlibat dalam pembuatan mobil. Sungguh sebuah hal yang membanggakan.*** (Asep Setiawan/ Januari 2012)

No comments: