Salah satu hambatan untuk memasuki dunia jurnalistik meskipun memiliki kemampuan dan minat adalah gagal dalam tes. Ujian saringan seringkali lebih sulit daripada pekerjaan jurnalistiknya sendiri. Sebabnya, tes saringan untuk sebuah bidang kerja memiliki aturan sendiri. Mereka yang tersaring belum tentu yang terbaik. Sama halnya dengan mereka yang tersingkir dalam saringan bukan berarti mereka buruk kualifikasinya.
Namun jelas mereka yang mempersiapkan diri lebih baik akan mendapatkan hasil lebih optimis. Ada beberapa hal dalam tes kerja yang perlu diperhatikan.
1. Psikotes. Pintu masuk ke sebuah profesi tergantung dari para psikolog. Merekalah yang menentukan seseorang memiliki potensi berkembang atau tidak akan berkembang. Indikatornya dilihat dari ujian psikotes berupa uji intelegensia, emosi, kepribadian, kreatifitas dan berbagai aspek yang secara ilmiah hanya bisa diterima terutama oleh mereka dari bidang psikologi. Tentu saja Anda yang akan mengikuti ujian harus mengikuti alam pikiran psikolog mengenai seseorang yang akan menyumbang karya yang baik ke sebuah lembaga. Mempelajari cara-cara menjawab tugas psikotes merupakan langkah awal. Jangan lupa mencari berbagai tes psikologi di toko buku dan pelajarilah. Inilah salah satu persiapannya.
Lebih baik lagi kalau Anda bertanya kepada rekan atau ahli psikologi mengenai bagaimana sebaiknya menjawab pertanyaan. Bagaimana sebaiknya menjawab dan bagaiman jawabannya yang memuaskan psikolog adalah lebih penting daripada yang Anda sukai dalam tes pertanyaan. Seringkali kita terjebak mengikuti kata hati, bukan alam pikiran psikolog mengenai indikator bagaimana sifat seorang pekerja yang akan direkomendasikan untuk diwawancara dalam tahap berikutnya.
Meskipun demikian tentu saja tidak semua tes diawali dengan ujian kepribadian. Ada pula yang langsung saja kepada bidang profesinya. Namun tidak ada salahnya mempelajari beberapa bentuk pertanyaan psikotes. Diantara yang penting adalah permintaan Anda menggambar. Yang baik kata seorang psikolog adalah menggambar seorang manusia yang tampil dinamis seperti sedang bekerja atau beraktivitas. Jangan sekali-kali menggambar manusia atau benda apapun yang terlihat statis. Tafsir psikolog, mungkin benar atau tidak, Anda tergolong seorang yang statis, tidak kreatif dan tidak dinamis.
2. Tes bahasa. Bahasa Inggris biasanya disodorkan sebagai salah satu uji coba bagi Anda. Janganlah takut terlebih dahulu. Dan biasanya banyak orang yang sebal dengan ujian bahasa karena pengalaman buruk ketika sekolah. Sebaiknya sikap ini diubah. Sikap mengesampingkan bahasa yang baik adalah bagian sikap tidak profesional. Sikap mengabaikan bahasa terutama Inggris tentu merupakan pelarian yang tidak akan memberikan prospek kepada karir di bidang jurnalistik. Bukankah sebagian besar komunikasi di dunia ini dengan bahasa Inggris. Kuasailah ! Setidaknya secara pasif.
Tes tertulis bisa dicoba dengan berbagai bahan. Tes wawancara bisa dicoba dengan teman atau mengikuti percobaan di sebuah tempat kurus. Apapun bentuknya, tes bahasa adalah bagian penting.
3. Tes profesi. Bidang profesi Anda juga akan diuji apakah di bidang radio, surat kabar atau televisi. Jika Anda memasuki dunia radio, maka suara akan dites dengan membaca berita. Salah satu teknik persiapannya adalah rekamlah suara Anda ketika membaca berita. Ambillah dari televisi atau radio script berita kemudian bacalah seperti halnya penyiar yang Anda dengar.
Jika anda mau memasuki RRI atau VOA maka radio bersangkutan perlu di dengar dengan seksama, gaya pembicaraanya dan beberapa kebiasaan di dalamnya. Dengar lalu praktekan. Inilah bentuk persiapan yang tidak begitu sulit. Diperlukan sedikit kesabaran dengan kemampuan suara kita. Warna suara Anda mungkin khas jadi janganlah dihilangkan begitu saja.
4. Tes wawancara. Inilah bagian paling sulit. Banyak yang gagal gara-gara tidak lancar dalam menjawab atau kebablasan sehingga tidak mengundang simpatif pewawancara. Banyak tips dan teknik wawancara yang bisa dipelajari. Namun intinya, ketika wawancara Anda harus menunjukkan kemampuan menjual kemampuan dan layak diterima lembaga yang dituju karena memang tenaga Anda luar bisa bagusnya. Semangat menjawab dan semangat berdiskusi merupakan kiat penting untuk memberi kesan kesungguhan selain tentu pengetahuan mengenai lembaga yang dituju.
Jika Anda harus melakukan wawancara dalam bahasa Inggris, salah satu caranya adalah berlatih dengan teman atau rekan profesional. Buatlah latihan tanya jawab dengan kemungkinan pertanyaan yang akan diajukan misalnya, mengapa Anda berminat bergabung dengan kami ? Apa yang Anda bisa sumbangkan ? Berapa gaji yang Anda inginkan ? Berlatihlah, jangan sampai Anda membuat jawaban secara spontan tanpa persiapan. Kecuali Anda memang sering melakukan wawancara atau diwawancara, kemampuan ini perlu dipersiapkan dengan baik. Kesan pertama Anda dalam wawancara akan lebih menentukan ketimbang angka dalam ujian tertulis.
5. Tes kesehatan. Sebagai pamungkas tentu saja Anda akan diminta laporan kesehatan menyeluruh. Dimanapun sebuah lembaga tidak ingin merekrut orang sakit. Jadi jagalah kesehatan Anda.
No comments:
Post a Comment